Rabu, 11 April 2012

Syaich Subakir alias Aji Saka


Oleh: KH.Shohibul Faroji Al-Robbani

Ketika Syaikh Subakir sampai di tanah Jawa, beliau bergelar Aji Saka. Beliau lahir di Persia, Iran. Memiliki spesialisasi di bidang Ekologi Islam. Beliau adalah cicit dari sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Salman Al-Farisi. Kemudian beliau menjadi utusan dari Sultan Muhammad 1, sebagai salah satu dari anggota Wali Songo periode 1.

Nasab lengkap beliau adalah Syaikh Subakir bin Abdulloh bin Aly bin Ahmad bin Aly bin Ahmad bin Abdulloh bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Aly bin Abubakar bin Salman bin Hasyim bin Ahmad bin Badrudin bin Barkatulloh bin Syafiq bin Badrudin bin Omar bin Aly bin Salman Alfarisiy

Syaikh Subakir berdakwah di daerah Magelang Jawa Tengah, dan menjadikan Gunung Tidar sebagai Pesantrennya.

Syaikh Subakir memiliki keahlian di bidang Ekologi Islam. Artinya, Syaikh Subakir sangat perduli terhadap lingkungan, dan fenomena-fenomena alam semesta. Para ahli sejarah babad Tanah Jawa melakukan kesalahan yang sangat mendasar dan merusak Aqidah dan Syariat Islam, yaitu menyebut Syaikh Subakir sebagai ahli memasang tumbal untuk mengusir roh-roh jahat. Kesalahan sejarah terhadap Syaikh Subakir ini akhirnya melegenda, dan menjadi cerita yang penuh dengan mitos, takhayyul dan khurafat.

Siapakah Syaikh Subakir yang sebenarnya? Syaikh Subakir adalah ahli ekologi Islam. Pemerhati lingkungan dan alam semesta. Sebagai pakar dalam bidang ekologi, beliau banyak sekali membaca fenomena-fenomena alam terutama bidang Mountainologi, yaitu ilmu tentang Gunung Berapi. Kalau dalam sains modern, beliaulah ahli Meteorologi dan Geofisika.

Karena pemahaman awam yang belum sampai kepada sains moder, seperti ilmu ekologi, meteorologi dan geofisika ini, maka setiap Syaikh Subakir mengadakan penelitian intensif di beberapa Gunung Berapi. Mereka orang awam berasumsi bahwa Syaikh Subakir sedang memasang tumbal atau jimat. Akhirnya opini masyarakat awam ini menyebar dari mulut satu ke mulut yang lain. Dan oleh dukun-dukun atau paranormal, cerita tersebut dibumbui dengan takhayyul dan khurafat.

Melihat kenyataan masyarakat yang awam tersebut, Syaikh Subakir berulang kali menerangkan kepada masyarakat, bahwa dirinya adalah peneliti lingkungan, dan mentadabburi alam semesta, agar kita bertambah takwa dan mensyukuri nikmat ini kepada Allah SWT. Namun sekali lagi kefanatikan masyarakat awam ini terhadap Syaikh Subakir membuat legenda yang dibumbui cerita-cerita yang mengarah kepada perbuatan syirik.
Akhirnya, untuk melepaskan kefanatikan masyarakat umum terhadap Syaikh Subakir ini dan untuk menjaga Aqidah umat Islam. Maka pada tahun 1462 Masehi, Syaikh Subakir pulang ke Persia, Iran. Agar kefanatikan tersebut runtuh, dan masyarakat awam kembali kepada tauhid yang benar.
Dan selanjutnya posisi Syaikh Subakir digantikan oleh muridnya yang juga ahli di bidang Ekologi, Meteorologi dan Geofisika, serta ahli pertanian dan arsitek masjid yaitu Sunan Kalijaga.

Syaikh Subakir meninggal di Persia Iran. Sedangkan yang ada di Indonesia dan diziarahi oleh masyarakat adalah situs-situs peninggalannya.

Ada beberapa karya Syaikh Subakir yang bergelar Aji Saka, yaitu:
1. Beliau adalah penemu Huruf Jawa, yang berbunyi: HA NA CA RA KA, DA TA SA WA LA, PA DHA JA YA NYA, MA GA BA THA NGO
2. Beliau pula yang memberi nama Jawa, yang diambil dari bahasa Suryani artinya Tanah Yang Subur.

Pelajaran dari Kisah Syaikh Subakir adalah:
1. Kita harus memperkuat Aqidah Islam kita,
2. Jangan mudah percaya pada takhayyul, bid’ah dan khurafat, yang dibungkus oleh cerita yang tidak jelas sumbernya,
3. Jangan mudah terjerumus pada mistik yang menghancurkan sendi-sendi aqidah Islam,
4. Pahami bahwa Syaikh Subakir adalah manusia biasa, hamba Allah, seorang waliyullah yang berdakwah untuk menyiarkan Islam, amar ma’ruf, Nahi Munkar
5. Pahami bahwa Syaikh Subakir adalah tokoh yang sangat memperdulikan lingkungan, dan kelestarian alam, dan bukan memasang tumbal atau jimat.
6. Jangan percaya kepada tumbal atau jimat, karena hal ini adalah Syirik. Cerita tentang tumbal, jimat atau perang melawan jin yang dihubungkan kepada Syaikh Subakir adalah kebohongan yang besar.
7. Jagalah kemurnian aqidah Islam kita, Syari’at Islam kita dan akhlak Islam kita. Agar kita senantiasa mendapat Ridha dari Allah SWT.

Semoga kisah ini dapat meluruskan legenda Syaikh Subakir yang terlanjur salah dipahami.

Selasa, 03 April 2012

Mudah jadi Waliullah


 

Mudahnya jadi Waliullah.

Oleh : Mung Paryono.
(Hasil Nyantri IMAGINER pada seorang Kyai sepuh yang tak boleh aku sebutkan namanya.)

Leeee….. Cung….santri-santriku.
Dengarkan baik-baik ya! aku mau ngasih pengertian padamu semua, namun sebelumnya aku ingin tanya padamu, masih ingatkah kamu tentang teori mbundet I?

Masih Yai… jawab para santri serentak.

Bagus, awal mula dari teori itu adalah sebuah keinginan untuk menjadi waliullah, maka disebutkan disitu bahwa untuk menjadi WALIULLAH itu mudah.
Kamu pasti punya anggapan dan pikiran bahwa WALIULLAH itu sakti mandraguna, bisa terbang, bisa menebak hasrat orang, bisa memenuhi hajat orang, kebal senjata apa saja, bisa menghilang, bisa merubah batu jadi emas, atau apapun yang mustahil dilakukan oleh kebanyakan orang, dapat dilakukan oleh seorang WALI.
Anggapan itu tidak sepenuhnya benar, namun kalau boleh aku tegaskan WALIULLAH itu sebenarnya orang yang MERASA dirinya paling bodoh, paling miskin, paling tak berdaya, paling lemah. Hanya kepasrahan secara total kepada Allah SWT serta dia telah secara benar memposisikan dirinya sebagai ABDI dari yang Maha Pintar, Maha Kaya, Maha Kuasa, Maha Perkasa, yang membuatnya mampu melakukan itu, kedekatan hubungan antara seorang ABDI dan TUHAN ALLAH SWT. yang hampir tak dapat dipisahkan itu menyebabkan TUHAN si ABDI sangat mengasihi dan menyayangi, sehingga apapun kebutuhan baik rejeki, keamanan, dan segala hajatnya dipenuhi oleh  ALLAH SWT.
Kalau kalian menginginkan menjadi WALIULLAH koq ada tendensi ingin sakti, ingin kebal  segala senjata dan peluru ingin digdaya, apalagi ingin kaya, itu NAFSU yang memenuhi hatimu.
Untuk itu, mari kita hilangkan kata WALIULLAH dari benak kita, kita ganti dengan manusia yang dicintai Robb Tuhan Semesta Alam, agar kita lebih enak dalam melangkah menapaki jalan mendekatkan diri, maksudnya keinginan untuk menjadi WALIULLAH, keinginan untuk menjadi sakti, keinginan untuk pintar, buang jauh kedalam dasar samudra luas, untuk ukuranmu gantilah dengan MANUSIA yang DICINTAI ALLAH SWT. Atau untuk lebih kerennya jadilah HAMBA ALLAH. Biarkan Allah memperjalankanmu dan mengendalikan hidupmu.

Walaaah itu sulit Yai….. kan kita masih hidup didunia dan banyak godaan berupa kebutuhan.

Siapa bilang sulit, santri-santriku, apapun propesimu kelak, jalankan dengan penuh amanah, penuh tanggung jawab, biarkan hidup mengalir seperti air.

Ooooh ya ngomong masalah air, aku jadi ingat nasehat eyang Guruku.

RUNGOKNO SING TENAN!

Cung… semua yang ada di alam semesta ini merupakan ayat-ayat Allah, bagaimana kemampuanmu mengeja dan  merangkai menjadi kalimat seperti di dalam Al Quran, dan menurutku ALAM SEMESTA beserta isinya merupakan uraian-uraian dari isi Al Quran, hal ini menuntut kemampuan kalian dalam membaca, merangkai, memaknai, kemudian bagaimana kamu melafalkan alam semesta menjadi kalimat Tasbih, Takbir dan Tahmid sebagaimana mereka senantiasa melafalkan itu sepanjang waktu.

Cung… sebenarnya orang
MEMBACA, apapun yang dibaca, adalah sebuah PROSES KOMUNIKASI antara pembaca dan penulis.
Kalau kalian membaca komik, artinya kalian berkomunikasi dengan si penulis komik tersebut, si penulis menuangkan ide, peristiwa kedalam tulisan didalam komik,  baik itu berupa khayalan ataupun kejadian nyata, kalau kalian membaca buku ilmiah tentu si penulis hendak menyampaikan ide atau hasil kajian, penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis, bahkan kesimpulan, yang sering disertai data-data pendukung.
Terus Al Quran bagaimana?
Perbedaan sangat nyata dalam membaca antara Al Quran dan Buku atau kitab lain adalah hadirnya hati atau Qolbu, selain panca indera dan pikiran. Didalam membaca koran, komik, yang bekerja sebagian besar adalah pikiran, namun ada juga penulis yang pandai memainkan hati pembaca melalui tulisannya. Dalam membaca Al Quran, Pembaca diharuskan menghadirkan Qolbu ataupun hati.
Jadi Kalau kamu sedang membaca Kitab Al Quran hadirkan seluruh kemampuan dirimu, Ruhmu, pikiranmu, Qolbumu, ajak mereka berdialog dengan penulis Al Quran, itu kalau  KITAB Cung! Kalau Alam semesta, yang juga merupakan tanda-tanda kebesaran dan merupakan ayat ILLAHI ROBBI dan kamu mampu menghadirkan hati dan Qolbumu dalam membaca alam ini, bahkan kalau dapat mengikuti irama tasbih mereka, disitulah letaknya salah satu kepasrahan, yang akan membawamu kedalam kenikmatan menjadi hamba.
Contoh yang sangat mudah terlihat jelas adalah air, apa anggapanmu AIR itu selalu mencari tempat yang lebih rendah? TIDAK.
Tergantung bagaimana air mampu menghilangkan sifat egonya, menghilangkan bentuknya, sehingga ia mampu bergerak NAIK, pernahkah kamu pikirkan bagaimana pohon kelapa mampu mengumpulkan air didalam buahnya? Apakah kamu melihat air bergerak naik seperti sungai didalam pohon kelapa itu? Tidak, air akan menghilangkan bentuknya, akan “merembet” pelan, melalui proses yang berliku  tahap demi tahap, dari akar, batang, cabang daun, dan sampailah keseluruh pohon kelapa yang tinggi itu. Semua itu adalah pelajaran buat kalian.
Semakin kamu merasa besar, semakin kamu bergerak kebawah, namun sebaliknya semakin kamu merasa kecil sekecilkecilnya maka kalian akan mampu melaksanakan Mi’roj, tinggi rendahnya Mi’roj yang kamu capai tergantung kemampuan memposisikan dirimu, apakah kamu pohon bayam, pohon mangga, pohon kelapa? Silahkan pilih sendiri.
Maksudku begini cung…
Lihat bagaimana air mampu merambat naik didalam GOMBAL, bagaimana air dapat merambat naik dari akar pohon sampai keatas, atau bahkan yang lebih tinggi lagi bagaimana air mampu naik sampai kelangit berupa awan. Perhatikan ibumu ketika memasak air, didalam panci  air masih tetap berupa air, kamu bisa melihatnya kalau itu air, sedang yang keluar panci berupa uap hanya berupa asap, namun bila kamu dekatkan handuk, handuk itu bisa basah, jadi memang itu air. Demikianlah pelajaran yang mestinya dapat kamu ambil dari air, yang mampu bergerak turun dan mampu bergerak naik.

Apakah ini merupakan jawaban tentang Mi’roj-nya Nabi Muhammad SAW, apakah jasad atau ruh atau dengan keduanya, Yai?

Aku tidak berani menyimpulkan seperti itu, Cung...
Itu adalah rahasia Allah SWT. Terimalah apa adanya, kalau kamu yakin, Insya Allah Rahasia itu akan dibukakan kepadamu, namun kamu tak akan mampu mengungkapkannya dihadapan umum.

Lho koq bisa Yai?

Kalau kamu sudah bersama Allah SWT buat apa rahasia itu.
Berhubung aku sudah capek, nanti aku teruskan. Namun saya akan memberikan catatan padamu semua, bahwa menjadi WALIULLAH itu mudah setelah kamu benar-benar menjadi HAMBA, nah yang sulit itu menjadi HAMBA ALLAH, PAHAM!

Pahaaaaaam Yai........
Kuwi sing ning pojok kuwi sopo?
Mung Paryono yai.
Awakmu paham Mung?
Inggih Yai...
Opo?
(blaiiiik, clingak-clinguk, karo garuk-garuk sirah)
Ngorok koq iso mudheng soko ndi, PIJETI!
Sendiko dawuh Yai....
Santri lain bersorak.