TAMPARAN SAYANG
Siang tadi,
ketika aku menikmati sejuknya udara dibawah pohon, ada sepotong dahan kering
jatuh disebelah kiriku, Kaget? Ya aku
sempat kaget, karena tidak ada angin kencang, anginnya justru semilir membelai
sejuk dibadan, tibatiba saja ada suara berderak dari atas kemudian suara
“kemrosak” ketika dahan itu jatuh, awalnya aku cuek terhadap peristiwa itu, tak
ada yang istimewa, setelah sebatang rokok habis baru aku tengok dahan yang
patah itu, aku amati dan kuteliti, memang batang tersebut sudah tua diujungnya ada
sarang burung yang telah usang lama ditinggalkan oleh pemiliknya.
Aku ambil
sarang burung itu, dengan segala kebodohan aku teliti kembali, barangkali ada
anak burung yang ada didalamnya atau mungkin telur, namun ternyata kosong. Aku
terus terang terlalu bodoh, tidak pernah memperhatikan alam sekeliling, bahkan memperkirakan
burung jenis apa yang telah menyusun atau membuat sarang itu saja aku tidak
mengerti.
Aku letakkan
sarang diatas tanah yang telah tertutup daun kering, aku biarkan karena aku tak
mengerti harus berbuat apa? Aku perhatikan alam sekitar, ada seekor burung ,
entah itu kebetulan atau tidak, sedang mengambil rumput kering kemudian dibawa
terbang diatas pohon. Sampai disinipun aku belum paham, kembali aku ambil
sarang burung itu, aku coba mengurainya dari atas, ternyata agak sulit, saling
terkait antara helai-helai rumput kering itu. kalau burung itu membawa dan
mengumpulkan perhelai rumput dan jerami kering, berapa lama dia mengumpulkan
sebanyak ini, kayaknya sesuatu yang aneh
bila ada burung membawa langsung sepuluh lembar rumput kering, kenapa mesti
satu-satu, dan betapa teraturnya anyaman rumput kering dan jerami itu sehingga
mengkait satu sama lainnya.
Ya Allah, Ya
Robb Alam Semesta, segala puja dan puji syukur aku panjatkan padamu, bi qauli
Alhamdulillah.
Tak terasa
airmata menetes mengalir, aku bersimpuh, lalu sujud syukur, tak perduli dibawah
pohon, tak perduli orang lewat.
Sarang
burung itu terlalu sederhana, terlalu sepele. Ya! Allah SWT telat mengingatkan
aku sesuatu hal yang mendasar dan sederhana seperti BASMALAH, HAMDALAH,
ISTIGHFAR. Andai rumput kering itu Basmalah, jerami kering adalah hamdalah,
rangaian ikatannya adalah istighfar, kenapa tidak aku rangkai dan aku amalkan
secara istiqomah tiap hari, aku terapkan dalam perilaku. Sebelum memulai
aktivitas aku awali Basmalah seperti halnya burung itu mengambil rumput kering
helai demi helai, dan aku tutup dengan ucapan hamdalah sebagai bentuk rasa
syukurku, yang kemudian aku ikat dalam Permintaan Ampunan atas segala kesalahan
dalam beraktivitas.
Ya!
Burung itu
bisa merangkai rumput kering dan jerami kering, aku harus bisa seperti merangkai
basmalah, hamdalah, dan istighfar secara istiqomah dalam qolbu, tiap hari
sekuat tenaga tak berhingga jumlahnya.
Ya Allah,
sampaikan salam kasih dan sayangku pada burung yang telah memberiku pelajaran
hikmah dalam rangkaian sangkarnya.
Kudus, 20
Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar