Rabu, 23 Mei 2012

Tamparan sayang




TAMPARAN SAYANG

Siang tadi, ketika aku menikmati sejuknya udara dibawah pohon, ada sepotong dahan kering jatuh disebelah kiriku, Kaget?  Ya aku sempat kaget, karena tidak ada angin kencang, anginnya justru semilir membelai sejuk dibadan, tibatiba saja ada suara berderak dari atas kemudian suara “kemrosak” ketika dahan itu jatuh, awalnya aku cuek terhadap peristiwa itu, tak ada yang istimewa, setelah sebatang rokok habis baru aku tengok dahan yang patah itu, aku amati dan kuteliti, memang batang tersebut sudah tua diujungnya ada sarang burung yang telah usang lama ditinggalkan oleh pemiliknya.

Aku ambil sarang burung itu, dengan segala kebodohan aku teliti kembali, barangkali ada anak burung yang ada didalamnya atau mungkin telur, namun ternyata kosong. Aku terus terang terlalu bodoh, tidak pernah memperhatikan alam sekeliling, bahkan memperkirakan burung jenis apa yang telah menyusun atau membuat sarang itu saja aku tidak mengerti.

Aku letakkan sarang diatas tanah yang telah tertutup daun kering, aku biarkan karena aku tak mengerti harus berbuat apa? Aku perhatikan alam sekitar, ada seekor burung , entah itu kebetulan atau tidak, sedang mengambil rumput kering kemudian dibawa terbang diatas pohon. Sampai disinipun aku belum paham, kembali aku ambil sarang burung itu, aku coba mengurainya dari atas, ternyata agak sulit, saling terkait antara helai-helai rumput kering itu. kalau burung itu membawa dan mengumpulkan perhelai rumput dan jerami kering, berapa lama dia mengumpulkan sebanyak ini,  kayaknya sesuatu yang aneh bila ada burung membawa langsung sepuluh lembar rumput kering, kenapa mesti satu-satu, dan betapa teraturnya anyaman rumput kering dan jerami itu sehingga mengkait satu sama lainnya.

Ya Allah, Ya Robb Alam Semesta, segala puja dan puji syukur aku panjatkan padamu, bi qauli Alhamdulillah.
Tak terasa airmata menetes mengalir, aku bersimpuh, lalu sujud syukur, tak perduli dibawah pohon, tak perduli orang lewat.

Sarang burung itu terlalu sederhana, terlalu sepele. Ya! Allah SWT telat mengingatkan aku sesuatu hal yang mendasar dan sederhana seperti BASMALAH, HAMDALAH, ISTIGHFAR. Andai rumput kering itu Basmalah, jerami kering adalah hamdalah, rangaian ikatannya adalah istighfar, kenapa tidak aku rangkai dan aku amalkan secara istiqomah tiap hari, aku terapkan dalam perilaku. Sebelum memulai aktivitas aku awali Basmalah seperti halnya burung itu mengambil rumput kering helai demi helai, dan aku tutup dengan ucapan hamdalah sebagai bentuk rasa syukurku, yang kemudian aku ikat dalam Permintaan Ampunan atas segala kesalahan dalam beraktivitas.

Ya!

Burung itu bisa merangkai rumput kering dan jerami kering, aku harus bisa seperti merangkai basmalah, hamdalah, dan istighfar secara istiqomah dalam qolbu, tiap hari sekuat tenaga tak berhingga jumlahnya.

Ya Allah, sampaikan salam kasih dan sayangku pada burung yang telah memberiku pelajaran hikmah dalam rangkaian sangkarnya.

Kudus, 20 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar